YNWA Itu Pintar

You'll Never Walk Alone. Ini adalah sebuah ayat emas dari sebuah klub kesayangan yang pasti akrab di telinga kebanyakan pecinta sepakbola liga Inggris. Setiap orang yang pertama saya jumpai mudah untuk mengenali siapa klub kesayangan saya saat dering ponsel saya berbunyi. Tak terbantahkan, YNWA milik Liverpool. Sekalipun banyak cerita disini sana yang meng-klaim klub merekalah yang pertama menggunakan lagu ini sebagai anthem mereka. 

Lagu inilah yang membuat saya dulu bangkit dari kesedihan dan jatuh cinta pertama kali dengan Liverpool. Dimainkan dengan manis oleh seorang teman karib kesayangan 3 tahun lalu, YNWA menyentuh hati saya begitu rupa, menyihir saya untuk menggali lebih dalam untuk mencari tau kenapa kalimat ini yang dipakai menjadi filosofi mereka. 

Sudah banyak video maupun live event yang saya lihat tentang YNWA yang dinyanyikan saat home maupun away. And believe me, they're all dead good. Tidak ada satu momen yang biasa saja dari seseorang atau beberapa kumpulan suporter menyanyikan YNWA. Favorit saya, bahkan mungkin juga favorit sebagian pecinta Liverpool di Indonesia, adalah momen YNWA yang dinyanyikan dengan sungguh, dengan segenap hati dan jiwa, dengan satu suara, di GBK, 20 Juli tahun lalu. Marvellously beautiful.

YNWA adalah sebuah kalimat bijak yang sanggup menentramkan hati saya sejak 3 tahun lalu. Tapi tidak untuk 2 bulan terakhir, saat saya merasa betul betul sendirian, tanpa sosok sahabat yang saya kasihi. Saya sampai di titik dimana kata kata bijak dan lirik seindah YNWA tidak lagi mengobati dan memenuhi kebutuhan batin. Saya hampa. Sampai sempat berkata, "YNWA, my arse!". Tidak ada lagi faedahnya menyanyikan lagu itu. Bahkan saat beberapa kesempatan nonbar di menit menit terakhir, saya enggan menyanyikannya. "Lines with bunch of lies", pikirku. Saya merasakan fase dimana saya merasa betul betul hopeless tanpa pegangan hidup. Karna hal yang begitu saya junjung tinggi sudah tidak bermakna hidup seperti dulu. "God, what should I do next?", I keep questioning. But He never replied. And I stuck. Tidak ada pencerahan apapun setelahnya. Me, myself, facing my ungodly hour. Sampai saya kembali memikirkan dan mengkaji makna di balik YNWA. 

You'll Never Walk Alone



When you walk through the storm 
Hold your head up high 

And don't be afraid of the dark 

At the end of the storm 
There's a golden sky 
And the sweet silver song of the lark 

Walk on, through the wind 
Walk on, through the rain 
Though your dreams be tossed and blown 
Walk on, walk on, with hope in your heart 
And you'll never walk alone 
You'll never walk alone 

Walk on, walk on, with hope in your heart 
And you'll never walk alone 
You'll never walk alone

Sepertinya lebih mudah sekedar menyanyikan lagu ini daripada mematrikan dan mengamininya di dalam hati. Sulit menjadi positif saat kenyataan berkata sebaliknya. "No wise words gonna stop the bleeding", ujar kutipan sebuah baris dalam lagu Breakeven. Tapi mau sampai kapan terus larut dalam perasaan menipu yang bernama "loneliness" ini. 

Lalu kemudian terbersit sebuah pemahaman. Bahwa bukan hanya saya yang sedang mengalami fase ini. Bisa jadi cerita dan latar belakangnya berbeda, namun yang dirasakan kurang lebih sama. Kemudian bila lebih dari 1 orang yang sedang ada dalam situasi yang serupa, maka bisa dikatakan kami sedang tidak sendirian. We're in this together. In loneliness, indeed. Lalu konklusi saya begini, bahwa You'll Never Walk Alone adalah sebuah filosofi pintar yang tidak bisa dibantahkan, bahkan dengan kesendirian sekalipun. 
You'll never walk alone, karena ada pula orang yang berada dalam situasi yang kurang lebih sama.
You'll never walk alone, karena sahabat sesama pecinta Liverpool akan terus menyanyikan lagu ini untuk mengingatkan.
You'll never walk alone, karena ini hanya sebuah fase dimana setiap orang pasti akan mengalaminya.

Sungguh, yang diperlukan hanya "walk on with hope in your heart". Dan saat itulah saya bisa memahami makna hidup dari "You'll Never Walk Alone".


Comments

Popular Posts